Beranda | Artikel
Keutamaan Adzan
Rabu, 10 November 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Keutamaan Adzan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa 04 Rabi’ul Akhir 1443 H / 09 November 2021 M.

Keutamaan Adzan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذا نُودِي بالصَّلاةِ، أَدْبرَ الشيْطَانُ ولهُ ضُرَاطٌ حتَّى لاَ يسْمع التَّأْذِينَ، فَإِذا قُضِيَ النِّداءُ أَقْبَل، حتَّى إِذا ثُوِّبَ للصَّلاةِ أَدْبَر، حَتَّى إِذا قُضِيَ التَّثْويِبُ أَقْبلَ، حَتَّى يخْطِر بَيْنَ المرْءِ ونَفْسِهِ يقُولُ: اذْكُرْ كَذا، واذكُرْ كذا لمَا لَمْ يكن يذْكُرْ منْ قَبْلُ حَتَّى يظَلَّ الرَّجُلُ مَا يدرَي كَمْ صلَّى

“Apabila adzan dikumandangkan, maka setan akan lari menjauh dan dan keluar kentut darinya sampai dia tidak mendengar adzan. Kalau adzan selesai dikumandangkan, maka dia datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan maka dia lari lagi. Kalau iqamah selesai dia datang lagi. Sampai dia mengganggu dengan bisikan-bisikannya antara seorang yang shalat dengan shalatnya. Ketika orang itu dalam keadaan shalat, setan mengatakan kepada orang itu ‘ingat ini dan ingat itu’ untuk sesuatu yang tidak diingat oleh orang yang shalat itu. Sampai-sampai seorang tidak tahu berapa rakaat dia shalat.” (Muttafaqun alaih)

Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu ini menjelaskan kepada kita tentang sebab setan lari dan menjauh adalah ketika mendengar adzan dan iqamah.

Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang hal-hal ghaib. Yaitu tentang setan yang kita tidak melihat mereka dengan mata kepala. Tetapi kita beriman kepada Allah dan RasulNya tentang adanya setan yang mengganggu/menggoda/membisiki manusia dengan bisikan-bisikan yang dikehendaki oleh setan itu.

Hadits ini juga menjelaskan kepada kita tentang pertarungan antara orang-orang beriman dengan setan. Setan itu terus ingin menyesatkan manusia agar menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hadits ini juga menjelaskan kepada kita tentang cara-cara yang digunakan setan di dalam menyebatkan anak Adam. Dia berupaya dengan penuh kesabaran bagaimana agar manusia tersesat dari jalan yang lurus. Makanya seorang hamba hendaknya selalu bersandar/tergantung dan berlindung kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Hadits berikutnya, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذا سمِعْتُمُ النِّداءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ، ثُمَّ صَلُّوا علَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى علَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ بِهَا عشْراً، ثُمَّ سلُوا اللَّه لِيَ الْوسِيلَةَ، فَإِنَّهَا مَنزِلَةٌ في الجنَّةِ لاَ تَنْبَغِي إِلاَّ لعَبْدٍ منْ عِباد اللَّه وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُو، فَمنْ سَأَل ليَ الْوسِيلَة حَلَّتْ لَهُ الشَّفاعَةُ

“Apabila kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian shalawatlah kamu kepadaku. Karena sesungguhnya barangsiapa yang membaca shalawat atasku dengan satu shalawat, niscaya Allah akan bersalawat kepada orang itu sepuluh kali shalawat. Kemudian mohonlah kepada Allah untuk aku al-wasilah. Karena sesungguhnya al-wasilah adalah sebuah kedudukan yang tinggi di sisi Allah, yang mana kedudukan tersebut tidak sepatutnya diberikan kecuali kepada seorang hamba di antara hamba-hamba Allah. Dan aku berharap yang dimaksud dengan hamba tersebut adalah aku. Barangsiapa yang memohon kepada Allah untukku al-wasilah, maka halal baginya syafaat.” (HR. Muslim)

Hadits ini menjelaskan kepada kita di antara adab-adab ketika mendengar adzan. Dalam hadits riwayat ‘Umar bin Khattab disebutkan kecuali pada حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ (hayya ‘alashshalaah) dan حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ (hayya ‘alalfalaah), kita dianjurkan لا حول ولا قوة إلا بالله (laa hawla wa laa quwwata illa billah).

Apa yang dimaksud dengan al-wasilah? Mari download dan simak mp3 kajian kajiannya.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51022-keutamaan-adzan/